SAS PAI Biografi Al-Farabi Rikza 7B
A. Biografi Al Farabi
Al Farabi lahir di Faryab pada tahun 870 Masehi dengan nama lengkap Abu Nasir Al Farabi. Beliau memiliki nama populer seperti Alpharabius, Farabi, dan Abu Nasir. Sosok cerdas Al Farabi terkenal hingga ke negara-negara barat. Sebagai filsuf muslim, beliau sanggup mempelajari hasil pemikiran filsafat Yunani kuno. Di antaranya adalah karya filsafat klasik dari Aristoteles dan Plato.
Keberhasilannya tidak hanya seputar mempelajari filsafat, namun juga menggabungkan hasil pemikiran kedua filsuf legendaris tersebut dengan ilmu agama Islam. Di negara-negara Arab, sosoknya dikenal sebagai filsuf terbaik dengan pemikiran jenius. Maka tak heran jika beliau dijuluki sebagai Guru Besar Kedua setelah Aristoteles dari Yunani. Sosok Al Farabi memang spesial, bahkan Ibnu Sina sang ilmuwan kedokteran baru memahami pemikiran Aristoteles dari karyanya.
Beliau memahami filsafat Yunani kuno tersebut dari karya Al Farabi yang berjudul Tahqiq Ghardh Aristhu fi Kitab ma Ba’da Ath-Tabi’ah. Hal ini menunjukkan kecerdasan Al Farabi yang tidak perlu diragukan lagi. Beliau berhasil mengolah ulang pemikiran Aristoteles menjadi pembahasan yang lebih mudah dipahami.
B. Pengembaraan
ke Berbagai Wilayah
Sejak
usia muda, Al Farabi dikenal sebagai sosok cerdas dengan keingintahuan yang
besar. Oleh karena itu, beliau sering melakukan perjalanan hingga ke berbagai
negara di Timur Tengah, seperti Baghdad, Bukhara, Mesir, dan Suriah.
Saat
berada di Bukhara, beliau terkesan dengan tempat tersebut yang menjadi pusat
pendidikan dan agama kala masa pemerintahan Dinasti Samaniyah. Oleh karena itu,
beliau banyak mempelajari ilmu filsafat Persia, ilmu fiqih, mempelajari alat
musik, dan bidang ilmu lainnya.
Beberapa
tahun berlalu, kemudian beliau hijrah menuju Baghdad untuk mempelajari bahasa
Arab dari pakarnya, Abu Bakar Al Sarraj. Sedangkan ilmu filsafat beliau
pelajari dari Abu Bishr Matta Ibnu Yunus. Setelah itu, beliau mengembara ke
Kota Harran, Suriah di tahun 920 Masehi. Saat itu, kota tersebut dikenal
sebagai pusat kebudayaan Yunani kuno di Asia.
Al
Farabi tidak lama belajar di Harran, beliau hendak kembali ke Baghdad untuk
mempelajari filsafat dan ilmu logika. Namun, situasi politik di Baghdad sedang
buruk saat itu. Beliau pun memutuskan hijrah menuju Aleppo pada tahun 942
masehi selama empat tahun.
Setelah
itu, Al Farabi melakukan perjalanan kembali ke Damaskus dan bertemu berbagai
tokoh. Misalnya seorang Kepala Distrik Aleppo, Saif Al Daulah Al Hamdani yang
dikenal dengan kecerdasannya. Karena terkesan dengan pemikiran Al Farabi,
pejabat tersebut kemudian memintanya untuk menjadi penasehat.
Meski
telah diberi posisi yang lumayan, Al Farabi tetap hidup sederhana. Bahkan
beliau menyumbangkan penghasilannya untuk orang-orang yang lebih membutuhkan.
C. Hasil
Pemikiran Al Farabi
a.
Filsafat Dasar
Menurut
Al Farabi, ilmu filsafat adalah dasar dari segala ilmu. Oleh karena itu, beliau
berpendapat bahwa setiap penuntut ilmu perlu mempelajari filsafat. Tidak perlu
khawatir mengenai ilmu agama Islam yang akan bertentangan dengan ilmu filsafat.
Kenyataannya, Al Farabi berhasil membuktikan bahwa dasar-dasar ilmu tersebut
saling mendukung dengan nilai ajaran Islam.
b.
Metafisika
Pada
dasarnya, metafisika masih bagian dari ilmu filsafat. Bidang ini mempelajari hubungan-hubungan
antara kenyataan dengan hal-hal yang tak kasat mata. Biasanya, pembahasan yang
paling sering diambil adalah mengenai tubuh manusia beserta kejiwaannya.
c.
Konsep Negara
Al
Farabi juga menghasilkan pemikiran mengenai konsep kenegaraan. Dalam hal ini,
beliau banyak dipengaruhi Plato, Aristoteles, dan Ibnu Rabi. Salah satu
pendapat karya terkenalnya mengenai kenegaraan adalah buku yang berjudul Al
Madinah Al Fadhilah (Kota atau Negara Utama).
d.
Musik
Al
Farabi tidak hanya menghasilkan pemikiran filsafat dan kenegaraan. Sosoknya
juga dikenal sebagai seniman yang mahir menggunakan berbagai alat instrumen
musik. Beliau bahkan memiliki buku bertema musik yang berjudul Al-Musiqa.
D. Karya
Al Farabi
Selama hidupnya Al-Farabi banyak
berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya Al-Farabi dapat
ditinjau menjadi 6 bagian
1.
Logika
2.
Ilmu-ilmu matematika
3.
Ilmu alam (filsafat alam)
4.
Teologi
5.
Ilmu politik dan kenegaraan
6.
Bunga rampai
7.
Musik
Di antara karya tulis Al-Farabi
adalah :
1.
al Musiqi al Kabir yang di dalamnya
terdapat pemaparan tentang dasar musik, teori, dan praktiknya.
2.
Ihsha'u al -Iqa
3.
Kalam Fi al-Musiqi
4.
Ihsha'u al-Ulum wa at-Ta'rif bi Aghradhiha
5.
Fush al-Muntaziah (kadang disebut Fush
al-Madani) yang merupakan terjemahan lepas dari Nicomachean Ethics karya
Arsitoteles
6.
Jawami as-Siyasah
Karyanya yang paling
terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara
Utama)
E.
Kisah yang dapat diteladani
Kisah yang dapat diambil adalah ketika
Al-Farabi telah diangkat oleh Kepala Distrik Aleppo, Saif Al
Daulah Al Hamdani menjadi penasehat Al-Farabi tetap
hidup sederhana. Bahkan beliau menyumbangkan penghasilannya untuk orang-orang
yang lebih membutuhkan.
F.
Langkah apa yang dapat dilakukan untuk
masa depan
Dari membaca sosok Al Farabi yang cerdas dengan segala ke ingintahuannya yang besar saya ingin menjadi seperti beliau untuk mengetahui segala hal yang ingin saya ketahui lebih dalam meskipun harus menempuh jarak yang jauh.
Comments
Post a Comment